Tuanku

Tuanku,
Ketika tuanku datang, aku pernah bercerita tentang hasil karya tuan tuan sebelum tuanku.

Aku bercerita tentang warna musik yang ada disini, bahwa irama disini sudah selaras.
Dengan bangga aku menunjuk kearah sana sini dengan harapan tuanku sebagai conductor berikutnya, akan memandu sesuai irama musik kami.

Mungkin ceritaku tidak menarik bagi tuanku, tetapi itulah fakta yang ada.
Sebenarnya aku tidak banyak mengenal pribadi tuanku ini, aku hanya berharap semoga tuanku memahami warna musik kami.

Hari demi hari, waktu terus bergerak maju, tuanku telah mengenal komposer komposer disini, ternyata tuanku telah banyak mengubah warna musik. Warna musik apakah itu? Aku tidak mengerti.

Seiring berjalannya waktu bersama tuanku, irama musik disini mengalami pergolakan, terbelah dan semakin kurang jelas, irama musik berjalan sendiri-sendiri dan pada akhirnya musik menjadi kacau!!! tak lagi merdu didengar.

Sebagai conductor tuanku kurang memahami karakter irama musik kami disini, selama ini harmoni musik kami selaras, kendati ada alunan yang berbeda tetapi perbedaan itulah yang membuat perpaduan irama musik terdengar merdu.

Jadi, apa yang akan ku catat tentang tuanku ini, seperti tuan tuan sebelumnya yang telah mengukir tinta emasnya diatas lembaran hati kami.

Kalaupun aku harus mencatat tentang tuanku, tak mungkin aku berbohong, aku harus mencatat seperti apa adanya, bahwa warna irama musik kami disini memang sudah terlanjur terbelah.

by. Ekaryoto. 10 Maret 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. TEOKRASI SERVINDO UTAMA

HARUS BERAPA KALI AKU MEMAAFKAN